Mana yang Lebih Aman Jenis Baterai NMC atau LFP ?

--
OTOMOTIF1.com - Tren tehnologi kendaraan beralih begitu cepat. Saat ini kendaraan listrik atau Electric Vehiscle (EV) sedang naik daun, bukan saja dari sisi penjualan tapi dari dampak samping penggunaan kendaraan EV yang masih sangat minim diketahui oleh para pemiliknya.
Belum lama ini, kita dihebohkan dengan kasus mobil listrik BYD Seal yang terbakar kdtika sedang di cas di wilayah Jakarta Barat.
Mobil listrik BYD Seal itu, diduga mengalami kebocoran pada baterai, usai pemilik tidak menggunakan mobil tersebut selama tiga hari.
Jika demikian, apakah benar mobil listrik yang tengah di cas dan didiamkan beberapa waktu bisa menyebabkan kebocoran pada baterai?
Dikutip dari Kompas, Kamis (15/5), Ubaidah Jarrah, Professional Cell Technology Team, PT HLI Green Power mengatakan, mobil listrik yang tidak digunakan dalam beberapa waktu memang bisa menimbulkan dampak pada baterai, namun bukan kebocoran.
“Kalau secara teknologi pasti stabil. Voltase turun memang di dalamnya pasti akan bereaksi, dan itu natural. Tapi bukan karena ada bocor di dalam,” ucap Jarrah, Rabu (14/5).
“Walau tidak dipakai, pas dicas hidup lagi. Tidak ada penurunan kualitas. Kalau Lithium Ion saya bilang tidak ada,” lanjut Jarrah.
Sebagai informasi, saat ini Hyundai memproduksi baterai lithium ion berjenis NMC atau nickel mangan cobalt. Baterai jenis ini berbeda dengan mayoritas yang dipakai mobil listrik merek China yaitu lithium Ferro-Phosphate (LFP).
Kedua baterai, baik NMC dan LFP jenis baterai ini punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk jenis baterai NMC disebut punya bauran tenaga lebih besar namun kelemahannya mudah panas.
Sedangkan pada baterai LFP meski tenaganya tidak sebesar baterai NMC, tapi daya tahan baterai lebih tinggi dan diklaim lebih murah karena bahan dasar yang dipakai ferro atau besi.